Teman sekantor, sebut saja Toni, akhirnya membeli mobil baru. Keputusannya memboyong mobil berwarna putih itu ternyata menimbulkan kasak-kusuk di kantor. Di satu sisi, itu jadi kegembiraan tapi di sisi lain tak sedikit rekan yang menyayangkan kenapa harus beli mobil padahal rumah masih mengontrak.
Beberapa senior berpendapat, mestinya ambil rumah lewat KPR jadi prioritas utama ketimbang beli kendaraan dengan cara mencicil yang nilai ekonominya akan terus menurun. Kredit jalan terus sementara harga mobil mengalami depresiasi dari tahun ke tahun. Sungguh bukan pilihan produktif.
Untuk bisa memiliki rumah memang dibutuhkan uang yang yidak sedikit. Paling tidak harus menyediakan uang cukup untuk membayar uang muka (DP) dan biaya lainnya. Jika sudah terpenuhi, kita bisa mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan tenor atau durasi pencicilan yang sesuai kebutuhan.
Harga hunian terus alami peningkatan
Dengan gaji sekitar Rp3.000.000 per bulan, Toni sebenarnya masuk profil yang cocok untuk mengambil rumah bersubsidi yang disediakan oleh pemerintah dan kebetulan telah dinikmati pula oleh rekan sekantor Toni. Apalagi jarak rumah dan kantornya relatif dekat, maka biaya transportasi pun bisa ditekan.
Keputusan pembelian mobil ini diambil Toni pada tahun 2016. Sebagai generasi millennial, Toni mungkin abai terhadap perlunya rumah sementara dia sudah berumah tangga dengan dua orang anak. Nah, bisa dibayangkan kenaikan harga properti sekarang dibandingkan dengan kemampuan finansialnya saat ini.
Faktanya, Data Indonesia menyatakan bahwa Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) mengalami kenaikan sebesar 1,87% pada kuartal pertama 2022 untuk semua tipe rumah. Meskipun IHPR paling tinggi terjadi di Manado dan Pontianak lalu Yogyakarta, saya yakin Toni yang tinggal di Jabodetabek akan diliputi gejolak yang sama.

Hal ini diperkuat oleh hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) oleh Bank Indonesia, yang menyebutkan bahwa IHPR pada triwulan III 2022 adalah sebesar 1,94% (yoy), atau naik dibanding triwulan sebelumnya sebesar 1,66% (yoy). Pada triwulan IV 2022, harga properti residensial primer diprediksi akan terus meningkat secara terbatas pada angka 1,65% (yoy).
Alasan harga rumah terus naik
Menurut mediakeuangan Kemenkeu, setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan harga rumah terus naik selain karena penyesuaian harga yang dilakukan oleh pengembangproperti sejak awal 2022 saat insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah mulai diberlakukan.
Pertama, inflasi. Tak bisa dimungkiri inflasi adalah penyebab umum sehingga harga properti mengalami kenaikan setiap tahun. Pemicunya tentu saja naiknya harga bahan baku di pasar. Harga material bangunan terdampak sebab mengimbangi lonjakan harga barang akibat naiknya harga BBM.
Kedua, suplai tidak mengimbangi. Meskipun ada demand yang besar terhadap rumah di Indonesia, tapi pasokan yang ada ternyata tak sanggup mengimbanginya. Karena jumlah rumah yang tersedia lebih sedikit dibanding permintaan, maka harga properti pun naik terus. Pemerintah sendiri telah menggagas program untuk mendorong agar masyarakat bisa membeli rumah. Ada program pengadaan rumah bersubsidi atau ada juga fasilitas kredit dengan DP 0%.
Ketiga, masifnya pertumbuhan infrastruktur yang digencarkan oleh pemerintah demi memudahkan masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari ternyata turut memengaruhi harga properti. Pembangunan fasilitas umum, jalan, atau pengembangan kawasan wisata mau tak mau berdampak pada meningkatnya harga properti di kawasan tersebut.
Kiat agar bisa beli rumah
Melihat laju inflasi yang seolah sulit dihambat, karena cenderung meningkat alih-alih turun, maka generasi millenial seperti Toni harus segera mengambil langkah-langkah konkret agar bisa memiliki rumah sendiri selagi beban belum terlalu banyak dan usia belum tua.
1 | Pahami kondisi keuangan
Coba lakukan financial check untuk mengetahui bagaimana arus pemasukan dan pengeluaran setiap bulan. Pahami apakah pos-pos yang ada terpenuhi dengan baik. Camkan dalam pikiran bahwa pembelian rumah harus jadi prioritas sehingga kebutuhan lain yang tidak mendesak harus mengalah—bukan sebaliknya.
2 | Fokus pada uang muka
Setelah memahami kondisi keuangan, susunlah rencana untuk bisa menghimpun dana agar cukup guna membayar DP atau uang muka. Dalam hal ini kita bisa mencari penghasilan sampingan selain pendapatan utama. Misalnya buka jasa profesional atau berjualan di luar jam kantor. Ketika DP terkumpul, satu tahap penting pembelian rumah sudah terlewati.
3 | Disiplin
Jika sudah membuat rancangan untuk pengumpulan uang, lakukan dengan kedisiplinan. Jangan mudah tergiur untuk berbelanja atau membeli barang hanya karena tren sehingga target pengumpulan DP bulanan terganggu. Tetapkan presentase sesuai kesanggupan sampai uang muka cukup terakumulasi.
4 | Investasi
Untuk menangkal inflasi, langkah jitu yang bisa diambil adalah memiliki investasi. Mengenai instrumen investasi atau platform yang mesti dipilih, silakan browsing di Internet ataupun Instagram yang kini menjadi sumber yang kaya. Jangan sembarang memilih jenis investasi yang menjanjikan keuntungan sangat tinggi tetapi sebenarnya fraud atau berbau penipuan alias bodong.
Jika punya uang dingin, artinya uang tak terpakai untuk kebutuhan mendesak, ada baiknya kita berinvestasi. Kalau bingung, coba kunjungi akun-akun di medsos seperti Inveseries yang menawarkan banyak insight bergizi seputar investasi. Lewat akun ini, kita bisa menjajaki peluang investasi EBA Ritel sebagai produk investasi menguntungkan yang dikelola oleh PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), BUMN di bawah Kemenkeu Republik Indonesia. Investasi mulai dari 100 ribu pun bisa kok, dengan imbalan bunga 8,75% per tahun! Tertarik kan?
Dengan panduan sebanyak dan selengkap ini, kita mestinya bisa meraup keuntungan investasi yang #AmanNyamanCuan karena BUMN tentunya digarap dengan serius dan penuh antisipasi. Selain itu, dengan membeli EBA Ritel kita telah turut menyukseskan pembangunan nasional. Bukan hanya mendapat untung, kita juga mencatatkan pahala demi keberkahan Nusantara.
Jadi masih ragu berinvestasi dalam bentuk rumah, meskipun itu subsidi? Rumah bukan hanya tempat tinggal yang menawarkan kenyamanan, tetapi juga aset yang bisa dipergunakan untuk kebutuhan masa depan. Rumah bisa diagunkan sebagai jaminan di bank saat kita membutuhkan pendanaan penting dan mendesak. Jika tidak, valuasi properti, terutama tanah, terus meroket bahkan ketika bangunan mengalami kerusakan.
Intinya pilihlah investasi secara bijak dengan mengandalkan portofolio yang terjamin seperti EBA Ritel besutan PT SMF (Persero). Tak perlu ragu kita memiliki rumah lewat KPR sebab SMF akan menjamin penyaluran pinjaman kepada bank penyalur KPR jika terjadi kekurangan atau kendala.
Setelah membaca tulisan sederhana ini, jadi tahu kan mana yang harus didahulukan: rumah tinggal atau kepemilikan kendaraan? Apa pun pilihan yang diambil, pastikan selalu berinvestasi sejak dini tanpa harus menunggu semuanya serba memungkinkan.